INILAHCOM - Turunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akahir Mei sebesar 1,8% mengisyaratkan pasar mulai jenuh beli. Apalagi pada akhir perdagangan kemarin, indeks turun hingga 2,1% dari level tertingginya. investor diminta lebih hati-hati masuk pasar.
Seperti yang sudah-sudah hari libur yang beruntun membuat investor lokal bersikap wait and see. Mereka ragu-ragu masuk pasar. Mereka terlihat gamang dan ragu-ragu.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh investor asing. Mereka melakukan aksi profit taking. Akibatnya, di akhir Mei pasar ditutup melemah, bahkan merosot hingga 2,1% dibandingkan titik tetingginya yang sempat menembus level psikologis 5.000.
Selama enam bulan berturut-turut IHSG terus-menerus naik secara konstan. Dengan pola seperti ini, dalam jangka menengah, IHSG bisa dikategorikan sudah masuk dalam ranah jenuh beli di sekitar zona mendekati 5.000. Potensi risiko penurunan terdekatnya di titik 4.824-4.757.
Seperti yang sudah-sudah hari libur yang beruntun membuat investor lokal bersikap wait and see. Mereka ragu-ragu masuk pasar. Mereka terlihat gamang dan ragu-ragu.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh investor asing. Mereka melakukan aksi profit taking. Akibatnya, di akhir Mei pasar ditutup melemah, bahkan merosot hingga 2,1% dibandingkan titik tetingginya yang sempat menembus level psikologis 5.000.
Selama enam bulan berturut-turut IHSG terus-menerus naik secara konstan. Dengan pola seperti ini, dalam jangka menengah, IHSG bisa dikategorikan sudah masuk dalam ranah jenuh beli di sekitar zona mendekati 5.000. Potensi risiko penurunan terdekatnya di titik 4.824-4.757.
Jika perkiraan tersebut benar, maka pada area itulah investor relatif aman kembali masuk ke pasar. Meski begitu, disarankan agar memulai dengan selektif.