Jakarta - Saham PT Arita Prima Indonesia Tbk (APII) pada perdagangan perdananya dibuka naik 31% ke angka Rp 290 per saham dari harga saham pada penawaran perdana atau Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp 220 per saham.
Saham dengan kode APII ini sempat menyentuh level terendah di angka Rp 230 per saham dan level tertinggi di angka Rp 290 per saham. Sahamnya ditransaksikan 74 kali dengan jumlah volume sebanyak 5493 lot dengan nilai Rp 746 juta.
Perusahaan perdagangan ekspor dan impor barang-barang logam ini telah menawarkan saham perdana sekitar 275 juta saham atau 25,58% dari modal disetor. Dari IPO ini, perseroan bakal meraih dana segar mencapai Rp 60,5 miliar.
Adapun saham pendiri mencapai 800 juta saham. Jadi saham yang dicatatkan di bursa saham sekitar 1,07 miliar saham.
Direktur Utama Arita Low Yew Lean menyebutkan, nantinya dana hasil IPO ini sekitar 25% akan digunakan untuk membayar utang jangka pendek. Sementara itu, 75% sisanya dimanfaatkan untuk menambah modal kerja, salah satunya untuk pembelian persediaan segmen industri yang baru dikembangkan oleh perseroan.
"Kami yakin bisnis kami akan terus tumbuh positif karena semakin meningkatnya permintaan valve, fitting, dan produk terkait lainnya. Apalagi bisnis kami juga didukung oleh pertumbuhan bisnis perkebunan, pertambangan, minyak dan gas yang semakin tinggi," kata Low saat pencatatan saham perdana di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (29/10/2013).
Selain itu, perseroan mengadakan program alokasi saham karyawan sebesar 3% dari jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umum berjumlah 8,25 juta saham.
Selain itu, perseroan juga menerbitkan opsi saham untuk program pemberian kepemilikan saham kepada manajemen dan karyawan sebanyak-banyaknya sebesar 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah penawaran umum dilaksanakan.
Selain itu, perseroan juga menerbitkan opsi saham untuk program pemberian kepemilikan saham kepada manajemen dan karyawan sebanyak-banyaknya sebesar 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah penawaran umum dilaksanakan.
Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen mengatakan, pasar modal diharapkan bisa menjadi salah satu alternatif pencarian dana dan pengembangan usaha.
"Investor bisa ikut berkembang bersama PT Aritama. Kami berharap perusahaan ini punya kinerja yang transparan. Ini yang akan selalu kami pantau," ujar dia.
Perusahaan distributor manufaktur ini merupakan emiten ke-26 yang melantai di bursa tahun ini setelah PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM), PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL), PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP), PT Trans Power Marine Tbk (TPMA), PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP), PT Dyandra Media International Tbk (DYAN), PT Austindo Nusantara Jaya Tbk(ANJT), PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), PT Apexindo Pratama Duta (APEX) (relisting), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), PT Acset Indonusa Tbk (ACST), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT Nusa Raya Cipta (NRCA), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII), PT Victoria Investama Tbk (VICO), PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), dan PT Bank Mestika Dharma Tbk (BBMD), PT Cipaganti Citra Graha Tbk (CPGT), PT Bank Mitraniaga Tbk (NAGA), PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS), dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO). Emiten ini masuk sebagai emiten ke-481 di BEI. (detik.com)