Jakarta -Tahun depan merupakan tahun pemilu buat Indonesia. Pelemahan ekonomi masih akan terjadi di Indonesia tahun depan. Menurut Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan tetap di bawah 6%.
Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop mengatakan, tahun depan ekonomi Indonesia tumbuh 5,3%. Alasannya karena pelemahan investasi di sektor mesin manufaktur dan peralatan.
"Pertumbuhan 5,3% itu masih solid. Menurut kami adalah hal yang sangat penting untuk menarik lagi investasi di Indonesia," kata Diop di Indonesia Economic Quarterly Launch yang dilakukan di Gedung Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Senin (16/12/2013).
Dia mengatakan, defisit neraca berjalan pada tahun 2014 diramalkan akan turun menjadi US$ 23 miliar dari angka US$ 31 miliar, atau 3,5 dari PDB.
"Hal itu disebabkan oleh melambatnya impor dan meningkatnya permintaan ekspor," tambahnya.
Tantangan Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi ke depan menurut Diop, bukan dengan mengurangi atau menekan impor. Namun, pemerintah harus mencari cara meningkatkan dan menjaring lebih banyak lagi investasi asing.
"Pemikiran bahwa Indonesia mengimpor terlalu banyak. Kalau dibandingakan dengan negara berkembang lainnya, (impor) Indonesia cukup rendah dibanding PDB. Penekanan impor dapat menurunkan pertumbuhan. Menekan impor memiliki dampak yang besar terhadap jalannya industri manufaktur," paparnya.
"Apa yang membuat pertumbuhan naik itu adalah investasi," tambahnya.
Diop juga mengatakan, pemerintah Indonesia harus memperhatikan kebijakan-kebijakan yang diambil untuk lebih banyak lagi meningkatkan investasi asing. "Meningkatkan lingkungan bisnis adalah kunci dalam menarik investasi," tutupnya. (detik.com)