Jakarta -Mata uang rupiah menjadi salah satu yang terpuruk di antara mata uang di kawasan regional. Sayangnya keterpurukan ini membuat rupiah semakin menjadi mata uang 'sampah'.
"Rupiah kita itu masuk ke 10 mata uang sampah yang tak menarik diperdagangkan. Kita ini sudah susah memperdagangkan rupiah, hanya di dalam negeri saja," kata Ketua Umum Asosiasi Pedagang Valuta Asing (PVA), Idrus Muhammad saat berbincang dengan detikFinance, Senin (16/12/2013).
Dijelaskan Idrus, pemerintah dan BI harus kembali menanamkan cinta rupiah terhadap seluruh masyarakat. Saat ini rupiah sudah sangat terpuruk.
"Kita nggak tahu bergerak ke mana rupiah ini. Semua ditentukan sama market (pasar). BI pun melakukan intervensi tapi tak tahu sampai kapan cadangan devisa bakal terkena, maju kena mundur kena," jelasnya.
Lebih jauh Idrus mengatakan sudah saatnya seluruh stakeholders duduk bersama untuk mencari solusi agar rupiah tidak lagi tertekan. "Paket-paket kebijakan pemerintah belum ada hasilnya sampai saat ini. Kita harus kembali mencari solusinya," tuturnya.
"BI tidak bisa sendirian mengendalikan rupiah. Harus kita bersama-sama," tutup Idrus.
Pagi ini, dolar AS terus menunjukkan penguatannya terhadap rupiah. Di awal pekan ini dolar AS hinggap di Rp 12.100.
Mengutip data Reuters, Senin (16/12/2013), dolar AS diperdagangkan di level Rp 12.100 tepat pada pukul 08.30 WIB sebelum kembali ke level Rp 12.095 pada pukul 09.00 WIB.
Dolar di level Rp 12.100 ini terjadi saat bulan Maret 2009 lalu. Penguatan dolar ini disebabkan membaiknya perekonomian AS dan beriringan dengan rencan penarikan stimulus (tappering off) oleh Bank Sentral AS, The Fed.
Dolar juga menunjukkan keperkasaannya terhadap Rupee (India), Peso (Filipina) dan Yuan (China). Namun sangat disayangkan rupiah paling terpuruk jatuhnya hingga 0,12% atau sekitar 14 poin ke level Rp 12.120 per dolar AS. (detik.com)