INILAH.COM, Jakarta Trader jangka pendek disarankan mengurangi posisi hingga 50%. Bagi yang tak punya waktu disarankan keluar pasar. Tapi, bagi investor jangka panjang tetap kempit saham.
Pada perdagangan Senin (23/12/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah tipis 5,95 poin (0,14%) ke posisi 4.189,608. Intraday terendah 4.154,117 dan tertinggi 4.205,185.
Satrio Utomo, kepala riset PT Universal Broker Indonesia mengatakan, para fund manager sepertinya memang sudah berada dalam mode 'liburan'. "Mereka tidak dalam posisi beli yang agresif. Tapi setidaknya, posisi net sell yang mereka lakukan pada hari Jumat kemarin, juga sudah di-buy back lagi," kata dia di Jakarta, Senin (23/12/2013).
Sementara itu, bursa saham regional, Satrio menjelaskan, Hang Seng Index (HSI) dan Strait Times Index (STI) memang naik. "Akan tetapi, HSI signalnya belum positif (belum tembus resisten), STI posisi running di sekitar resisten 3.110," tuturnya.
"Sell on Strength, hari ini saya hanya trading-trading saja. Posisi masih tetap sekitar 50%," imbuhnya.
IHSG turun, lanjut dia, tapi close dengan candle berbentuk hammer. Window dressing? Baru terlihat di grup Bhakti. "Harapan saya, window dressing bisa menjalar di tempat lain. Tapi, enggak tau deh ini. Yang jelas, saya hanya mau full power lagi, kalau IHSG bisa menembus resistance. Tanpa penembusan resisten IHSG, kita hanya bisa wait and see," ucapnya.
Secara terpisah, pengamat pasar modal Sem Susilo mengatakan, pola penutupan IHSG cukup oke.Investor asing net sell sebesar Rp50 miliar. "Tidak terlalu material," kata Sem.
Saham PT London Sumatera Plantation (LSIP) turun dengan volume kecil, tapi belum sampai target tangkap aman.
Di atas semua itu, Sem menyarankan, bagi para trader yang masih punya waktu monitoring disarankan kurangi posisi hingga 50%. Di sisi lain, bagi yang tidak punya waktu monitoring disarankan exit dulu saja. "Untuk investasi, tetap dalam posisi hold," imbuhnya.