Jakarta -Tidak seperti laju bursa saham Asia lainnya yang merespon positif kenaikan tidak terduga ekonomi AS menjadi 4,1% dari rilis sebelumnya 2,5% dan estimasi 3,6%, laju IHSG masih terperangakap dalam sel negatif. Apalagi kenaikan pertumbuhan GDP AS tersebut berikaitan dengan perbaikan ekonomi AS yang berhubungan dengan akan dimulainya tappering off stimulus The Fed pada Januari 2014 sehingga memberikan sentimen negatif pada laju Rupiah dan IHSG pun terganjal potensi reboundnya. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4205,19 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4157,12 (level terendahnya) jelang akhir sesi 1 dan berakhir di level 4189,61. Volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Pada perdagangan Selasa (24/12) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4138-4175 dan resistance 4196-4210. Berpola menyerupai three outside down dekati lower bollinger bands (LBB). MACD masih tertahan uptrend dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic gagal melanjutkan upreversal. IHSG sempat berada di bawah target support (4168-4185) namun, dapat melampaui tipis yang memperlihatkan masih adanya dorongan jual jelang libur Natal. Sepertinya mood pelaku pasar tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang antusias jelang akhir tahun. Mulai menghilangnya harapan akan Santa Rally diiringi dengan laju Rupiah yang makin terpuruk membuat laju IHSG makin tertekan. (detik.com)