korea by dewanti

Wednesday, December 18, 2013

Sido Muncul Jadi Perusahaan Terakhir Melantai di Bursa 2013

Jakarta - Pemilik merek jamu Sido Muncul, PT Industri Jamu dan Farmasi Tbk (SIDO) akan mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini (18/12/2013). Perusahaan ini akan menjadi emiten ke-31 alias terakhir yang mencatatkan sahamnya di BEI tahun ini.
Jumlah saham yang dicatatkan mencapai 15 miliar. Sementara yang dilepas ke publik sebanyak 1,5 miliar saham atau setara 10% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.
Harga saham perdana dipatok Rp 580 per saham dengan harga nominal sebesar Rp 100 per saham. Total dana segar yang berhasil diraih sebesar Rp 870 miliar.
Berdasarkan catatan detikFinance, dana hasil Initial Public Offering (IPO) akan digunakan untuk modal kerja, investasi, dan pengembangan sistem teknologi dan informasi (TI).
Rinciannya, sekitar 56% dana hasil IPO ini akan dialokasikan untuk mendukung modal kerja, sebanyak 42% untuk investasi, dan 2% sisanya untuk pengembangan sistem IT.
Sebagian dana yang sudah dialokasikan untuk investasi akan dipakai untuk membeli tanah sekitar 10 hektar di Semarang. Di tanah barunya itu perseroan akan membangun pabrik baru untuk memproduksi produk Tolak Angin.
Dana investasi juga akan digunakan anak usaha perseroan, PT Muncul Mekar, untuk membeli tanah 18.000 meter persergi untuk membangun gudang barang jadi, dan sisanya untuk membeli mesin produksi oleh PT Semarang Herbal Indo Plant.
Berikut 30 emiten yang sudah masuk bursa: PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM), PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL), PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP), PT Trans Power Marine Tbk (TPMA), PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP), PT Dyandra Media International Tbk (DYAN), PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT), PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), PT Apexindo Pratama Duta (APEX) (relisting), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), PT Acset Indonusa Tbk (ACST), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT Nusa Raya Cipta (NRCA), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII), PT Victoria Investama Tbk (VICO), PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), dan PT Bank Mestika Dharma Tbk (BBMD), PT Cipaganti Citra Graha Tbk (CPGT), PT Bank Mitraniaga Tbk (NAGA), PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS), PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), PT Arita Prima Indonesia Tbk (APII), PT Grand Kartech Tbk (KRAH), PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS), PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD), dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS). (detik.com)