Jakarta - Imbas menghijaunya laju bursa saham AS seiring dengan rilis kenaikan nonfarm productivity, NY empire state manufacturing, dan industrial production nya memberikan sentimen positif bagi sebagian besar laju bursa saham Asia, termasuk IHSG. Pelaku pasar memanfaatkan momen tersebut untuk kembali bertransaksi. Terlihat saham-saham big caps yang sebelumnya mengalami pelemahan mulai berbalik diburu dan beranjak ke zona hijau. Rupiah yang sempat bergerak menguat memberikan tambahan sentimen positif meskipun secara intraday perdagangan laju IHSG bergerak sideways. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4196,66 (level tertingginya) jelang preclosing dan menyentuh level 4147,91 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan berakhir di level 4182,35. Volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Estimasi Pergerakan IHSG
Pada perdagangan Rabu (18/12) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4125-4155 dan resistance 4175-4206. Berpola menyerupai ladder bottom di atas lower bollinger bands (LBB). MACD masih menurun dengan histogram negatif yang lebih pendek. RSI, William's %R, dan Stochastic mencoba upreversal meski terbatas. Laju IHSG berhasil melewati target resisten (4145-4165). Meski bergerak positif namun, tetap saja IHSG masih dalam tren pelemahannya. Laju IHSG masih akan variatif menguat terbatas. Akan tetapi, laju penguatan tersebut dapat berubah bila IHSG juga ikut bersikap antisipasi jelang rapat FOMC. (detik.com)