korea by dewanti

Friday, January 24, 2014

IHSG Sudah Naik Tinggi, Waspada Profit Taking

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin melaju 18 poin di tengah koreksi bursa-bursa Asia. Positifnya kinerjnya emiten jadi faktor pendorong aksi jual yang terjadi di bursa.
Mengakhiri perdagangan, Kamis (23/1/2014), IHSG ditutup menguat 18,553 poin (0,41%) ke level 4.496,042. Sementara Indeks LQ45 ditutup naik 3,259 poin (0,43%) ke level 760,633.
Wall Street berakhir negatif setelah marak terjadi aksi jual gara-gara data manufaktur China yang mengecewakan. Investor langsung mengamankan investasinya dengan melepas aset berisiko tinggi.
Pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat, Indeks Dow Jones jatuh 175,99 poin (1,07%) ke level 16.197,35, Indeks S&P 500 kehilangan 16,4 poin (0,89%) ke level 1.828,46 dan Indeks Komposit Nasdaq anjlok 24,126 poin (0,57%) ke level 4.218,875.
Hari ini IHSG diperkirakan bisa melemah terkena aksi ambil untung. Selain posisi IHSG yang sudah tinggi, aksi jual juga bisa dipicu oleh melambatnya manufaktur China di akhir tahun lalu.
 
Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 anjlok 300,61 poin (1,92%) ke level 15.395,28. 
  • Indeks KOSPI turun 6,84 poin (0,35%) ke level 1.940,75. 
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:

Mega Capital
Saham Perbankan Dorong Penguatan IHSG. Bursa Indonesia ditutup menguat dengan IHSG naik 18.55 poin (0.41%) di 4,496.04. Sektor keuangan (1.48%) memimpin penguatan indeks dipicu oleh optimisme postifnya kinerja perbankan untuk tahun 2013. BBRI membukukan kenaikan laba bersih sebesar 14.2% menjadi IDR 21.16 triliun di tahun 2013 dibandingkan IDR 18.5 triliun di tahun 2012. Adapun sektor consumer goods (-0.39%) mengalami koreksi terbesar. Sementara itu, mayoritas bursa Asia ditutup melemah dengan Nikkei terkoreksi -0.79%, Hang Seng terkoreksi -1.51% dan Kospi terkoreksi -1.16% setelah rilis data manufaktur China yang berada di bawah ekspektasi. PMI China pada Januari 2014 mencapai 49.6, dibawah proyeksi 50.6. Angka tersebut juga turun dibandingkan bulan sebelumnya 50.5.
Wall Street Terkoreksi. Bursa Amerika ditutup melemah akibat kecemasan akan perlambatan ekonomi China. Data PMI China yang dirilis oleh HSBC turun ke 49.6 di Januari. Sentimen negatif lainnya muncul dari indeks manufaktur Amerika yang juga turun menjadi 53.7 dari 55.0 di Desember. Dow terkoreksi -1.07%, S&P 500 terkoreksi -0.89% dan Nasdaq terkoreksi -0.57%. Saham McDonald's turun setelah melaporkan pendapatan yang dibawah ekspektasi. Sementara dari Eropa, FTSE melemah -0.78%, DAX melemah -0.92% dan CAC 40 melemah -1.02% mengikuti Wall Street meskipun indeks manufaktur zona euro naik ke 53.9 dari sebelumnya 52.7.
Indeks Cenderung Melemah (Range : 4,455—4,520). IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat berada di level 4,496. Indeks juga sempat menguji resistance level di 4,520 namun belum mamup untuk melewatinya. Candle yang membentuk formasi doji star menunjukkan keraguan pelaku pasar terhadap kenaikan indeks yang mana hal tersebut berpotensi membawa IHSG terkoreksi dan bergerak menuju support level 4,475 hingga 4,455. Hari ini diperkirakan indeks berada pada kecenderungan melemah.
 
KDB Daewoo Securities
Pada perdagangan Kamis (23/1) Indeks Dow Jones ditutup turun 175,99 poin (-1,07%) ke 16.197,35 di tengah data manufaktur AS dan China yang mengecewakan.
Minyak light sweet diperdagangkan di level US$97 per barel di New York di tengah rilisnya laporan yang menunjukkan turunnya persediaan bahan bakar distilasi AS.
IHSG kemarin (22/1) ditutup naik 18,55 poin (+0,41%) ke 4.496,04 dengan asing tercatat melakukan net buy di pasar reguler sebesar Rp593 miliar dengan saham yang paling banyak dibeli a.l. BBRI, BBCA, INDF, ASRI, dan ITMG.
Mata uang Rupiah terdepresiasi 12.165 per Dollar AS.
Secara teknikal, kenaikan kemarin berhasil menguji level psikologis 4.500, namun gagal bertahan berada diatasnya, apalagi tidak didukung oleh volume yang semakin meningkat, sehingga kami melihat konsolidasi akan segera terjadi. Adapun support level konsolidasi di 4.473 dan resistance level di 4.592.
Pada perdagangan hari ini (24/1), kami melihat peluang perdagangan mixed dengan kecenderungan koreksi, dan rekomendasi kami adalah Buy on Weakness dengan saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. BBRI, LSIP dan WIKA. (detik.com)