Jakarta -Nilai tukar dolar terhadap rupiah masih terus menguat hingga hari ini di angka Rp 12.215. Kondisi ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga semester II-2014 ini.
Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan memperkirakan rupiah akan menguat ke angka Rp 11.200/US$ di semester II-2014. Dolar masih akan perkasa hingga selesainya pemilihan umum.
"Kalau di semester pertama 2014 dia akan menguat di angka Rp 12.500/US$, di semester kedua nanti rupiah akan menguat menjadi Rp 11.400-an," kata Fauzi di acara Diskusi Strengthening Indonesia's Financial System di Garden Terrace Four Seasons Hotel, Jakarta, Senin (3/2/2014).
Saat ini, ada 3 faktor yang membuat rupiah masih melemah terhadap dolar. Fauzi mengatakan, isu tapering yang masih berjalan membuat rupiah belum akan menguat dalam waktu dekat, ditambah defisit neraca berjalan yang masih besar.
"Di semester pertama masih akan melemah karena ada beberapa issue quantitative easing, defisit neraca berjalan dan juga pemilu," katanya.
Karena dipengaruhi ketiga faktor tersebut juga, lanjut Fauzi rupiah akan menguat pada semester kedua. Fauzi mengatakan, pada semester kedua nanti Pemilu akan selesai dan muncul pemerintahan baru yang mana akan terbentuk suatu euphoria baru yang berpengaruh pada penguatan nilai tukar rupiah.
"Kita juga melihat defisit neraca semakin kecil, lalu juga dengan mulai berakhirnya quantitative easing. Tidak ada shock baru," tambahnya.
Fauzi menegaskan, defisit neraca berjalan menjadi faktor penting yang bisa menentukan penguatan rupiah terhadap dolar atau mata uang asing lainnya.
"Selama defisit neraca berjalan masih besar ini sulit untuk mengharapkan rupiah menguat, ini terjadi di negara lain juga seperti Brasil, Turki, India," tutupnya. (detik.com)