korea by dewanti

Wednesday, February 19, 2014

IHSG Berpotensi Menguat, Tapi Waspada Profit Taking

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin sudah masuk area jenuh beli akibat penguatan yang terjadi sejak pekan lalu. Tak mampu naik lebih tinggi lagi, IHSG konsolidasi dulu dan berakhir stagnan.
Menutup perdagangan, Selasa (18/2/2014), IHSG naik tipis 0,823 poin (0,02%) ke level 4.556,191. Sementara Indeks LQ45 menipis 0,259 poin (0,03%) ke level 766,460.
Semalam Wall Street ditutup mixed, namun Indeks S&P 500 dan Nasdaq berhasil menguat. Dengan penguatan semalam, Nasdaq naik 8 hari berturut-turut.
Pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat, Indeks Dow Jones turun 23,99 poin (0,15%) ke level 16.130,40. Indeks S&P 500 bertambah 2,13 poin (0,12%) ke level 1.840,76. Indeks Komposit Nasdaq naik 28,758 poin (0,68%) ke level 4.272,783.
Hari ini IHSG diperkirakan masih bisa menguat terbatas meski sudah naik cukup tinggi dalam beberapa perdagangan terakhir. Tapi tetap waspada juga akan aksi ambil untung.
 
Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 melemah 112,04 poin (0,75%) ke level 14,731,20.
  • Indeks Straits Times naik 17.09 poin (0,56%) ke level 3.087,87.
Rekomendasi untuk perdagangan saham pagi hari ini:
 
Trust Securities
Seperti yang kami sampaikan dalam ulasan sebelumnya di mana bila sebagian besar pelaku pasar memanfaatkan kenaikan ini untuk ambil untung masif maka potensi kenaikan lanjutan itu pun bisa sangat berkurang. Dan dapat kita lihat memang laju kenaikan IHSG mulai berkurang. Bahkan jika kita amati secara intraday perdagangan, lajunya cenderung mendatar dengan sesekali diselingi pelemahan. Variatifnya sentimen dari Asia, terutama dari Jepang dan China serta kembali melemahnya nilai tukar Rupiah pasca terapresiasi beberapa hari sebelumnya membuat IHSG mulai berkurang potensi kenaikan lanjutannya. Kenaikan beberapa saham pada sektor komoditas dan infrastruktur masih menopang kenaikan tipis IHSG. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4570,31 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4550 (level terendahnya) di pertengahan sesi 2 dan berakhir di level 4556,12. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Pada perdagangan Rabu (19/2) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4535-4548 dan resistance 4575-4582. Berpola menyerupai spinning sentuh upper bollinger bands (UBB). MACD mulai terbatas kenaikannya dengan histogram positif yang cenderung mendatar. RSI, William's %R, dan Stochastic mulai downreversal. IHSG mampu bertahan tipis di atas kisaran support (4500-4540) namun, tidak sampai ke kisaran resisten (4580-4588) sehingga terindikasi mulai terbatasnya kenaikan dan cenderung berbalik melemah jika sentimen yang ada tidak cukup mendukung. Apalagi, pola yang sama pernah terjadi di minggu 4 Januari sehingga waspadai potensi downreversal.
 
Mandiri Sekuritas
Pasar saham AS semalam bergerak variatif (mixed) pasca libur Washington Day. Indeks Dow Jones ditutup melemah -0,15%, sementara indeks S&P 500 bergerak naik +0,12%.
Di sisi lain, indeks saham di berbagai negara Asia pagi ini juga dibuka mixed. Indeks Nikkei 225 di Jepang tercatat turun -0,79%, sedangkan indeks KOSPI Composite di Korea Selatan menguat +0,03%.
Pada pasar komoditas, harga minyak mentah WTI Crude Oil berbalik arah melemah -0,05% ke level US$100,30 per barel, setelah tiga hari berturut-turut menguat. Bertolak belakang dengan harga minyak, kontrak berjangka emas Comex terapresiasi +1,41% ke posisi US$1.319 per troy ounce.
Dari dalam negeri, kalangan investor merealisasikan keuntungan (profit taking) dan menekan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG). Sementara itu, berlanjutnya rilis laporan keuangan perusahaan tercatat (emiten) bisa menjadi katalis positif lanjutan bagi bursa domestik.
Analis Teknikal Mandiri Sekuritas mengatakan, gagalnya penetrasi IHSG terhadap kisaran resistance-nya mengiringi fluktuasi yang terjadi di hampir sepanjang sesi.
Tren naik Stoch di teritori overbought yang mulai mendatar, mengindikasikan adanya potensi peningkatan tekanan jual seiring aksi profit taking yang sudah melanda beberapa emiten. Kemunculan sinyal jual dari indicator Tom Demark juga menjadi katalis negatif.
IHSG diperkirakan masih mencoba melanjutkan penetrasi resistance meski cenderung bergerak mixed to negatif. (detik.com)