INILAH.COM, Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) menyatakan adanya penerapan aturan loan to value (LTV) dan financing to value (FTV) telah mempengaruhi pertumbuhan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kepemilikan Mobil (KPM).
Namun, CIMB Niaga dari konvensional dan syatiah masih mencatatkan pertumbuhan untuk bisnis KPR dan KPM, masing-masing sebesar 8% YoY dan 5% YoY menjadi Rp22,41 triliun dan Rp18,35 triliun. Demikian mengutip keterangan resmi perseroan, Selasa (18/2/2014).
Presiden Direktur CIMB Niaga Arwin Rasyid mengungkapkan, tahun 2013 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri perbankan di Indonesia termasuk bagi CIMB Niaga, dengan naiknya suku bunga serta tekanan inflasi sebagai dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan pelemahan nilai tukar Rupiah, dan kami memperkirakan kondisi perekonomian ini akan berlanjut di 2014.
"Kinerja CIMB Niaga di 2013 cenderung datar sebagai akibat tekanan net interest margin/NIM yang berkelanjutan. Ini sejalan dengan penerapan strategi pertumbuhan kredit yang mengedepankan prinsip kehati-hatian sejak 2013," jelasnya.
"Ini yang menjadikan penyaluran kredit CIMB Niaga hanya tumbuh 8% YoY, di bawah industri, dengan kredit korporasi hanya tumbuh 1% YoY. Kredit konsumer ditopang oleh bisnis Personal Loans dan Kartu Kredit yang tumbuh 72% dan 12% YoY menjadi Rp1,63 triliun dan Rp4,08 triliun," kata Arwin.