Jakarta -Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau pasar bebas di kaawasan ASEAN mulai diterapkan 2015. Hingga saat ini, persiapan pemerintah menghadapi MEA sudah mencapai 80%.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan, saat ini persiapan Indonesia mengadapi MEA sudah lebih dari 80%, dan akan siap 100% hingga akhir tahun.
"Persiapan kita sudah di atas 80%, sisanya akan kita rampungkan dalam waktu dekat ini," kata Hatta, usai Diklat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di kantor Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas), Jakarta, Selasa (18/2/2014).
Hatta mengingatkan, Indonesia perlu terus memperbaiki infrastruktur dan konektivitas agar daya saing bisa meningkat, dan biaya distribusi barang bisa makin efisien.
"Ingat persaingan ini pada akhirnya terjadi apabila kita mampu menekan logistic cost kita," imbuh Hatta.
Lebih jelas Hatta menyampaikan, Indonesia harus menjadi basis produksi industri di ASEAN, bukan hanya menjadi pasar. Hal ini tercermin dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang basisnya juga merupakan masalah masalah akses.
"Mau tidak mau menempatkan Indonesia menjadi basis produksi. Ini akan terjadi kalau bisa menekan ongkos logistik, perizinan lebih gampang ini semua kita tata," ujar Hatta.
Hatta juga menjelaskan secara rata-rata persiapan negara-negara di ASEAN menghadapi MEA itu baru 78%. Masalah infrastruktur masih menjadi masalah utama yang dihadapi oleh negara-negara ASEAN lainnya.
"Semua negara ASEAN mengalami persoalan, ASEAN ini bukan union bukan seperti Eropa, kita lebih basis struktural. Oleh sebab itu kita masing-masing negara memiliki legislasi yang sesuai dengan kesepakatan. Kita sejajar dengan Malaysia, sementara Laos, Vietnam itu masih di bawah kita," ujar Hatta. (detik.com)