INILAHCOM, Hong Kong - Bursa saham Asia menguat pada perdagangan Senin (24/3/2014). Dengan pelemahan data manufaktur, investor berharap akan ada stimulus moneter untuk mengatasi perlambatan ekonomi.
Hasil survei HSBC soal Purchasing Managers Index (PMI) bulan Maret turun ke 48,1 dari 48,5 di bulan Februari. Pasar ekstra sensitif dengan data tentang kesehatan ekonomi China.
Indeks Nikkei naik 1,7%, indeks Shanghai naik 0,9%, indeks Kospi naik 0,5%, indeks ASX naik 0,1%, indeks Hang Seng naik 1,7%. "Kondisi suku bunga kredit yang tinggi dan ketatnya pertumbuhan ekonomi pada semester kedua 2013 diterjemahkan dalam pertumbuhan yang melambat di kuartal pertama tahun 2014 ini. Jadi investor berharap kredit diperlonggar dan dukungan pemerintah untuk investasi di awal 2014 sehingga dapat mendukung pertumbuhan di akhir tahun ini," kata Bill Adams, senior internasional ekonom PNC Financial Services Group, seperti mengutip cnbc.com.
Investor mengabaikan pelemahan yang terjadi di bursa AS. Dow Jones turun 0,17% ke 16.302,77, indeks S&P 500 melemah 0,29% ke 1.866,52 dan Nasdaq anjlok 0,98% ke 4.276,79.
Pelemahan yen terhadap dolar ke levem 102,4 yen per dolar memicu indeks Nikkei di area positif. Penguatan terjadi pada saham teknologi seperti saham Sharp naik 5 persen lebih. Saham Panasonic lebih tinggi 6 persen dan saham Sony naik 2,3 persen.
Untuk bursa di Shanghai memperpanjang kenaikan hampir 3 persen. Yuan melemah ke level terendah dalam 13 bulan terakhir. Sentimen naik setelah China Securities Regulatory Commission mengumumkan Jumat pekan lalu, tentang rencana akan memperluas opsi pembiayaan bank dalam upaya untuk meningkatkan sentimen pasar.