Jakarta -IHSG akhir pekan lalu melonjak signifikan 3% lebih ditutup di level tertinggi sejak perdagangan 11 Juni 2013 yakni di 4878,643. Penguatan IHSG tersebut lebih bersifat euporia menyambut pencalonan Jokowi sebagai capres PDIP. Pemodal melakukan panic buying terutama atas saham-saham big-caps yang bergerak di sektor perbankan, otomotif, sektor jasa konstruksi dan pendukungnya seperti industri semen. Nilai transaksi di Pasar Reguler akhir pekan lalu melonjak mencapai Rp9,4 triliun dibandingkan rata-rata nilai transaksi harian sepekan kemarin yang hanya Rp6,26 triliun.
Pemodal antusias menyambut figur Jokowi yang dipersonifikasikan sebagai figur yang bersih, jujur, mau kerja keras sehingga menaruh harapan besar Indonesia dibawah kepemimpinannya bakal lebih baik. Bila dilihat sepekan IHSG menguat 4,11% dan sepanjang tahun ini telah menguat 14,14%. Namun penguatan IHSG sepekan kemarin bersifar anomali dengan tren yang terjadi di bursa kawasan maupun global. Indeks DJIA dan S&P di Wall Street sepekan kemarin terkoreksi 2,35% dan 1,97%. Di Asia, indeks Nikkei Jepang dan Hangseng Hongkong sepekan terkoreksi masing-masing 6,2% dan 4,9%. Resiko pasar global cenderung meningkat menyusul krisis Ukraina-Rusia yang semakin meruncing dan kekhawatiran perlambatan ekonomi China.
Pada perdagangan awal pekan ini, peluang penguatan akibat euporia pencapresan Jokowi akan dibayangi aksi profit taking menyusul reaksi pemodal yang lebih rasional menyikapi sejumlah tantangan ekonomi domestik dan global tahun ini. IHSG akan bergerak dengan support di 4740 dan resisten di 4920 cenderung terkoreksi. Investor ritel disarankan melepas saham-saham yang sudah naik tinggi terutama saham sensitif interest rate seperti otomotif, perbankan, properti, dan jasa kosnstruksi.(detik.com)