Jakarta -Pada sesi awal, laju IHSG cenderung melemah setelah pelaku pasar mulai melakukan profit taking pasca sehari rilis BI rate. Pelemahan dimulai dari saham-saham perbankan, aneka industri, dan merembet ke saham-saham lainnya. Di tambah lagi kondisi dari laju bursa saham Asia mayoritas di zona merah dan laju Rupiah yang kembali melemah. Tetapi, entah kebetulan atau tidak, secara intraday perdagangan, kondisi IHSG berbalik arah mulai menguat signifikan sekitar Pukul 15.00 WIB pasca maraknya pemberitaan via media online dan BBM tentang pemberian mandat menjadi Presiden kepada Jokowi. Pasar sangat..sangat bereaksi positif. Bahkan nilai transaksi pun langsung melonjak yang juga didukung adanya transaksi beli saham BTPN di pasar nego hampir senilai Rp 6 triliun. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4726,17 (level tertingginya) di akhir sesi 2 dan menyentuh level 4726,17 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan berakhir di level 4726,17. Volume perdagangan turun dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Pada perdagangan Senin (17/3) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4650-4756 dan resisten 4885-4912. Bullish engufing melewati upper bollinger band (UBB). MACD melanjutkan kenaikan dengan histogram positif yang meningkat. RSI, Stochastic, dan William's %R dalam posisi uptrend. Sempat berada di support (4680-4706) namun, mampu berbalik naik melampaui target resisten (4735-4750). Di satu sisi memberikan harapan dan peluang untuk melanjutkan kenaikan namun, di sisi lain dapat menarik perhatian untuk profit taking. Jika kondisi ini dimanfaatkan untuk profit taking masif dan tidak didukung sentimen yang ada maka Jokowow Effect akan berkurang dan IHSG pun dapat kembali terkoreksi.(detik.com)