Jakarta - Sebagian besar masyarakat Indonesia belum mempersiapkan diri untuk masa pensiun. Umumnya mereka mempersiapkan masa pensiun pada usia di atas 30 tahun.
Masyarakat Indonesia lebih memilih simpanan deposito di bank untuk dana pensiun. Padahal, bunga deposito tidak bisa mengimbangi angka inflasi yang terus meningkat.
"Makin tua kebanyakan mereka belum matang menyiapkan pensiun dan terpaksa menunda pensiun mereka karena ekspektasi usia pensiun di 55 tahun ternyata dana belum siap sehingga mundur ke usia 58 tahun. Untuk planning pensiun 30-40 tahun ke depan. Bicara jangka panjang kurang pas kalau masih deposito, ini bukan investasi," ujar SVP & Head of Wealth Management HSBC Indonesia Steven Suryana saat acara Seminar Soal Persiapan Pensiun di Hotel Sangri-La, Jakarta, Rabu (16/4/2014).
Ia menyebutkan, sedikitnya 82% masyarakat Indonesia menyiapkan dana pensiun dari deposito, disusul dengan menjual properti milik mereka, investasi seperti reksadana, obligasi, unit link, mengandalkan Jamsostek dan warisan.
"Pensiun harus ada proteksinya tidak hanya perbankan. Harga perawatan medis cenderung bertambah. Memberikan proteksi terhadap aset di masa depan itu penting. Inflasi terjadi salah satunya dari kelompok kesehatan," katanya.
Steven mengungkapkan, saat ini masyarakat Indonesia belum menerapkan budaya perencanaan pensiun dalam rencana keuangan mereka.
Ia menjelaskan, di Indonesia rata-rata usia harapan hidup di tahun 2000 berkisar di angka 67 tahun, kemudian di tahun ini rata-rata usia harapan hidup orang Indonesia mencapai 70-71 tahun.
Di tahun 2020 nanti, berdasarkan data BPS, rata-rata usia harapan hidup orang Indonesia mencapai 76 tahun. Mengantisipasi ini, merencanakan pensiun sejak dini perlu diatur segera.
Di tahun 2020 nanti, berdasarkan data BPS, rata-rata usia harapan hidup orang Indonesia mencapai 76 tahun. Mengantisipasi ini, merencanakan pensiun sejak dini perlu diatur segera.
"Belum jadi culture perencanaan pensiun padahal ini termasuk yang penting. Ini membuat kita perlu memikirkan yang matang usia pensiun. Usia harapan hidup meningkat sementara ingin pensiun lebih cepat," kata Steven.
Sebagai ilustrasi, ia menyebutkan, untuk bisa memenuhi keuangan di usia pensiun, perlu ada dana cadangan untuk 18 tahun ke depan dari usia pensiun. Semakin muda merencanakan pensiun, maka semakin murah dana yang harus disisihkan untuk keuangan di masa pensiun.
"Misal mulai persiapan pensiun usia 25 tahun dan mau pensiun 55 tahun, maka untuk memenuhinya bisa Rp 6,5 juta per bulan. Sementara kalau baru mulai di usia 40 tahun, pensiun 55 tahun, maka standar Rp 50 juta per bulan. Angka itu baru bisa untuk 18 tahun hidup setelah pensiun. Planning deposito nggak bagus untuk jangka panjang. Saham, reksa dana mungkin bisa untuk jangka panjang 30-40 tahun. Kita harus memikirkan inflasi," tandasnya. (detik.com)