INILAHCOM, Hong Kong - Bursa saham Asia bergerak mixed pada Selasa (1/4/2014) menjelang rilis survei manufaktur resmi pemerintah China.
Indeks ASX di Sydney merosokt 0,3% di awal perdagngan. Indeks menghentikan penguatan dua hari terakhir. Sedangkan dolar Australia mendapatkan 93 sen dolar AS.
Untuk bursa Jepang menguat melanjutkan lima sesi sebelumnya yang telah menguat 1 persen. Saham ritel Jepang menjadi fokus dengan kenaikan pajak penjulan menjadi 8 persen dari 5 persen. Kenaikan pajak berlaku sehari setelah data produksi manufaktur turun untuk bulan Februari.
China akan merilisdata indeks pembelian manajer bulan Maret. Analis memprediksikan data resmi tersebut akan naik ke 50,3 dari 50,2 di bulan Februari lalu.
Data ini muncul setelah beberapa data ekonmi China yang melemah. Hal ini dapat memicu spekulasi lanjutan tentang stimulus moneter dari China.Demikian mengutip cnbc.com.
Investor juga menunggu keputusan Reserve Bank of Australia (RBA) dan Reserve Bank of India (RBI). Meskipun investor memperkirakan tidak akan mengubah cuku bunga acuan.
Sementara bursa saham AS bergerak lebih tinggi pada Selasa (1/4/2014) dini hari tadi. Investor mendukung keinginan Fed untuk memulihkan perekonomian.
Indeks Dow Jones naik 0,8% ke 16.467,66, indeks S&P naik 0,7% ke 1.872,34 dan indeks Nasdaq naik 1,04% ke 4.198,88. Indeks memanfaatkan window dressing pada akhir kuartal pertama tahun ini.
Gubernur Fed Janet Yellen mengatakan pasar masuk dalam kondisi sulit dari pada resesi yang pernah terjadi. Fed menilai stimulus moneter dan tingkat suku bunga acuan yang rendah masih diperlukan perekonomian. "Hal ini akan terjadi untuk beberapa waktu lagi," katanya dalam acara di Chicago seperti mengutip cnbc.com.
Pasar akan mencermati beberapa pernyataan tentang suku bunga acuan. Pada pertemuan Fed apada 19 Maret lalu, untuk pertama sejak kepemimpinannya dia sudah memberikan kejutan ke pasar. Pasar terpukul dengan rencana untuk menaikkan suku bunga acuan.