korea by dewanti

Wednesday, May 21, 2014

Utang Luar Negeri per Maret Mencapai US$ 276,5 Miliar, Tumbuh 8,7%

Jakarta -Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri Indonesia pada Maret 2014 sebesar US$ 276,5 miliar, tumbuh 8,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Utang ini terdiri dari US$ 130,5 miliar utang publik dan US$ 146 miliar utang swasta.
Seperti dikutip detikFinance dari siaran pers BI pada Rabu (21/5/2014), laju pertumbuhan utang luar negeri meningkat dibandingkan posisi Februari, yang secara tahunan tumbuh 7,5%. Menurut BI, pertumbuhan utang luar negeri mengalami peningkatan sejak akhir tahun lalu, terutama didorong oleh sektor swasta.
Pada Maret 2014, utang luar negeri swasta tumbuh 12,2% secara tahunan. Lebih tinggi dibandingkan sektor publik yang tumbuh 5,1%. Jika dibandingkan secara bulanan (Februari ke Maret), maka pertumbuhan utang luar negeri swasta adalah 1,9% sementara utang luar negeri publik tumbuh 1,1%.
Berdasarkan jangka waktu, kenaikan pertumbuhan posisi utang luar negeri terjadi pada jangka panjang maupun jangka pendek. Utang jangka panjang pada Maret 2014 tumbuh 10,1% secara tahunan, lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Februari 2014 sebesar 9,7%. Sementara itu, utang jangka pendek tumbuh 2,4% secara tahunan, setelah pada bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 2,4%.
Pada Maret 2014, utang luar negeri jangka panjang tercatat sebesar US$ 229,3 miliar, atau mencapai 82,9% dari total utang luar negeri. Dari jumlah tersebut, utang sektor publik adalah US$ 124,6 miliar atau 95,4% dari total utang luar negeri sektor publik. Sedangkan utang luar negeri jangka panjang sektor swasta tercatat US$ 104,7 miliar atau 71,7% dari total utang luar negeri swasta.
Peningkatan pertumbuhan utang luar negeri swasta pada Maret 2014 tidak lepas dari perkembangan di beberapa sektor utama yakni industri pengolahan dan keuangan. Pertumbuhan utang luar negeri sektor industri pengolahan tercatat sebesar 8,5% secara tahunan, lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang 7,5%. Sementara pertumbuhan utang luar sektor keuangan tetap tinggi sebagaimana bulan sebelumnya, yaitu sebesar 14% secara tahunan.
Di sisi lain, pertumbuhan utang luar negeri sektor pertambangan dan penggalian, yang terus melambat sejak Desember 2013, tumbuh 12,1% secara tahunan. Lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 16,0%.
Sementara pertumbuhan utang luar negeri di sektor listrik, gas, dan air bersih masih mengalami kontraksi sebesar 0,8%. Sektor jasa-jasa, yang secara pangsa hanya mencapai 0,7% dari utang luar negeri swasta, mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu 65,5%, lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 53,7%.
"BI memandang perkembangan utang luar negeri sampai Maret 2014 masih cukup sehat dalam menopang ketahanan sektor eksternal. Meskipun demikian, ke depan BI tetap mencermati dan memantau perkembangan ini sehingga utang luar negeri, khususnya swast, dapat berperan dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko stabilitas makroekonomi," papar siaran tersebut. (detik.com)