korea by dewanti

Monday, June 23, 2014

IHSG Bergerak Menguat Terbatas

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan lalu melemah 16 poin akibat aksi ambil untung. Koreksi IHSG ini ditemani juga oleh pelemahan rupiah.
Mengakhiri perdagangan akhir pekan, Jumat (20/6/2014), IHSG ditutup melemah 16,572 poin (0,34%) ke level 4.847,701. Sementara Indeks LQ45 turun 2,326 poin (0,28%) ke level 818,202.
Dua indeks utama di bursa Wall Street, yaitu Dow Jones dan S&P 500 mencetak rekor baru kemarin. Dipengaruhi oleh sentimen konflik di Irak yang menaikkan harga minyak.
Pada perdagangan Jumat (20/6/2014), indeks Dow Jones Industrial Average naik 25,62 poin (0,15%) ke level tertinggi barunya di 16.947,08. Sementara indeks S&P 500 naik 3,39 poin (0,17%) ke level 1.962,87. Dan indeks Nasdaq Composite naik 8,71 poin (0,2%) ke level 4.368,04.
Hari ini IHSG diperkirakan bisa bergerak menguat terbatas didorong sentimen positif dari bursa global dan regional. Perdagangan diprediksi masih sepi menjelang pilpres bulan depan.
 
Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 naik 35,41 poin (0,23%) ke level 15.384,83.
  • Indeks Straits Times bertambah 3,97 poin (0,12%) ke level 3.262,77.
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:

Mandiri Sekuritas
Pasar saham AS terus melakukan rally penguatan pada akhir pekan lalu, seiring dengan ekspektasi investor terhadap pemulihan ekonomi Paman Sam. Penguatan itu diapresiasi dengan kenaikan indeks Dow Jones Industrial Avg sebesar +0,2% dan indeks S&P500 sebesar +0,2%.
Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh meredanya tensi konflik di Irak. Apresiasi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 sebesar +0,52% dan indeks KOSPI Composite di Korea Selatan +0,35%.
Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas juga terapresiasi. Harga minyak mentah WTI naik +0,33% ke level US$104,90 per barel. Sedangkan harga emas Comex menguat +0,10% ke posisi US$1.316,20 per troy ounce.
Dari dalam negeri, nilai tukar rupiah masih terus melemah terhadap dolar AS, dan membebani pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG). Di sisi lain, investor masih melakukan wait and see menanti pemilihan presiden dan rilis laporan keuangan perusahaan tercatat (emiten) semester satu pekan depan.
Menurut Analis Teknikal Mandiri Sekuritas, IHSG pekan lalu diperdagangkan di atas EMA 200 hari. Indeks koreksi dan breakdown support di 4.849. Indicator RSI di area 40% dan potensi koreksi lanjutan masih terbuka. Hari ini indeks akan bergerak mixed dengan penurunan terbatas menguji support selanjutnya di 4.835. Indeks akan bergerak di kisaran support 4.835 dan resistance 4.872.
 
Trust Securities
Seperti yang kami ulas sebelumnya dimana IHSG tidak kuat bertahan dan berpotensi kembali turun. Harapan kami terhadap mulai menguatnya Rupiah dan masih postifnya laju bursa saham AS dapat berimbas positif pada IHSG yang sedang lesu kurang fit untuk naik, hanya berlangsung sesaat di awal perdagangan namun, sepanjang perjalannya IHSG lebih banyak menghabiskan waktu di zona merah. Tidak banyak bursa saham Asia yang mampu lanjutkan penguatannya dan kembali melemahnya laju nilai tukar Rupiah membuat IHSG kesulitan untuk bangkit. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4884,48 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4847,70 (level terendahnya) jelang preclosing dan berakhir di level 4847,70. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Pada perdagangan Senin (23/6) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4835-4839 dan resisten 4875-4893. Three black crows mendekati lower bollinger band (LBB ). MACD masih bergerak turun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, Stochastic, dan William's %R masih melanjutkan penurunan. Meski IHSG sempat berada di atas kisaran target support (4848-4855) namun, tidak mampu bertahan dan ditutup di bawah target kisaran tersebut. Aksi jual yang masih terjadi pun akan menyulitkan IHSG untuk bangkit, terkecuali sebagian pelaku pasar memanfaatkan kondisi ini untuk menampung di bawah sehingga dapat mengurangi penderitaan IHSG. (detik.com)