Jakarta -Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana membeli kembali (buyback) saham PT Indosat Tbk (ISAT) yang dulu dijual oleh pemerintah. Menurut analis saat ini harga sahamnya sedang murah.
Selain itu, kondisi perusahaan yang saat ini sedang dilanda banyak utang bisa membuat posisi tawar pemerintah menjadi di atas angin. Pemerintah pun bisa mendapat harga yang cukup rendah.
"Justru kondisi perusahaan yang buruk itu lebih enak untuk nge-bid (menawar) harga. Ibaratnya kalau beli barang yang bagus kan lebih mahal," ujarnya ketika dihubungi detikFinance, Senin (23/6/2014).
Ibarat membeli buah, kata Reza, antara buah yang warnanya cerah dan pucat pasti harganya lebih mahal yang cerah. Tapi jika buah yang pucat itu dibeli dan disuntik vitamin sehingga akhirnya berwarna cerah maka bisa berharga lebih mahal lagi.
Hal itu berlaku juga di perusahaan, kata Reza. Pemerintah bisa saja membeli kembali Indosat di saat kondisi keuangannya sedang kurang bagus seperti sekarang ini.
Anak usaha Ooredoo QSC (dulu Qatar Telecom QSC) ini memiliki total utang sebesar Rp 23,93 triliun di akhir 2013 kemarin. Pada periode yang sama, Indosat mencatat kinerja kurang baik, rugi sebesar Rp 2,7 triliun.
"Tapi jadinya tawar-menawar akan lebih enak buat pemerintah, karena bisa menawar di harga rendah. Tidak seperti waktu Inalum (Indonesia Asahan Aluminium) yang alot dan akhirnya beli di harga mahal juga," ujarnya.
Pagi tadi saham Indosat dibuka menguat ke posisi Rp 3.800 dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp 3.710.
Posisi tertingginya yang bisa diraih saham operator jaringan Mentari dan IM3 itu berada di level Rp 3.870 atau naik hingga 4,3%. Hingga pukul 10.25 waktu JATS, saham berkode ISAT itu berada di level Rp 3.775 per lembar, naik 65% (1,75%).
"Sahamnya saat ini dinilai masih murah oleh para pelaku pasar dan masih bisa naik hingga kisaran lebih dari Rp 4.000," katanya.
Seperti diketahui, kemarin malam dalam debat capres, Jokowi berniat membeli kembali saham Indosat yang dulu dijual ke asing pada masa pemerintahan Presiden Megawati.
Jokowi menegaskan penjualan saham Indosat ke pihak asing pada waktu itu dilakukan karena situasi perekonomian nasional yang terdampak krisis.
"Tadi sudah jelas sekali saat itu krisis dan terimbas krisis kemudian kita membutuhkan anggaran untuk menggerakan ekonomi dan yang kita punyai dan kita bisa jual barang itu. Tentu itu kita lakukan dengan catatan itu masih kita bisa beli," kata Jokowi dalam debat capres di Hotel Holiday Inn, Jakarta.
Jokowi meminta keputusan pemerintah saat itu yang dipimpin Megawati Soekarnoputri tidak disalahkan. "Jangan menyalahkan pemerintah yang dulu karena pemerintah dulu kondisinya berbeda. Kondisi normal dan krisis berbeda sehingga tidak bisa dibandingkan," ujarnya.
"Tidak usah melihat ke belakang, saya melihat ke depan. Ke depan kita ingin ambil lagi," sambung Jokowi. (detik.com)