INILAHCOM, Hong Kong - Korea Selatan dan India ternyata memiliki kesamaan. Apa yang menjadi kesamaan bagi kedua negara tersebut?.
Tak bisa dipungkiri, baik Korea Selatan maupun India merupakan negara yang sama-sama memiliki ketergantungan pada minyak. Di sisi lain, harga minyak sendiri telah mencapai rekor tertinggi 9 bulan pada pekan lalu seiring memanasnya konflik di Irak.
Kondisi tersebut, memicu kekhawatiran tentang dampak terhadap peekonomian Asia. "Risiko geopolitik dari krisis yang meningkat di Irak sulit untuk memprediksinya. Namun, dampaknya pada pasar mata uang dari kenaikan minyak jelas," ujar Analis di Mizuho Corporate Bank, Senin (23/6/2014). Demikian mengutip dari cnbc.com.
Para analis tersebut mengatakan, tidak mengherankan apabila mata uang dari importir minyak terebsar seperti, India dan Korea Selatan telah menurun signifikan. Mata uang India, rupee pada pekan lalu, mencapai level terendah terhadap dolar AS sejak akhir bulan April. Sedangkan, mata uang won di Korea Selatan, mencapai level tertinggi 6 tahun sekitar 1.015 per dolar.
Sementara itu, harga minyak mentah Brent meningkat lebih dari 5% selama 2 pekan terakhir dan bertahan mendekati level US$115 per barel pada Jumat pekan lalu.
Minyak mentah AS untuk pengiriman Agustus naik 40 sen menjadi US$107,23 per barel. Sebelumnya, ketika kontrak bulan Juli berakhir, minyak mentah berakhir di US$106,83 per barel. Minyak Brent, naik 24 sen menjadi US$115,05 per barel setelah ditutup pada US$114,81 per barel akhir pekan lalu. Angka tersebut nyaris melewati rekor tertinggi di US$115,71 par barel pada hari Kamis pekan lalu yang merupakan harga intraday tertinggi sejak 9 September 2013.
Mizuho Corporate Bank mengatakan, India adalah ekonomi Asia yang paling rentan terhadap harga minyak yang lebih tinggi mengingat bahwa rupee India terdepresiasi lebih dari 30% sejak awal tahun 2008. Hal ini kata Mizuho, diikuti oleh Filipina, Korea, Thailand dan Indonesia.