INILAH.COM, Jakarta - Nekat. Mungkin itulah kata yang pas untuk menggambarkan rencana sejumlah perusahaan untuk melakukan right issue. Bukannya melecehkan, tapi jika mencermati naik turunnya indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam beberapa bulan terakhir, situasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) memang sedang tak bersahabat.
Namun kondisi itu sepertinya tak lagi dipedulikan oleh PT Hanson International Tbk (MYRX), PT Bank Windu Kencana International Tbk (MCOR) dan PT Provident Agro Tbk (PALM). Maklum, ketiga emiten ini sedang membutuhkan dana untuk ekspansi. Sementara untuk mencari dana murah saat ini sudah sulit. Bunga kredit dan kupon obligasi sudah tinggi. Jadi, bisa dipahami jika mereka ngotot menerbitkan saham baru.
Pertanyaannya, bagaimana nasib saham ketiga emiten tadi? Adakah peluang bagi investor untuk mendapatkan gain? Tampaknya hanya MCOR yang masih menjanjikan. Selain bergerak di usaha perbankan, MCOR juga akan menerbitkan waran seri II sebagai pemanis. Ketentuannya, setiap pemegang dua saham right issue MCOR, investor akan memperoleh bonus satu waran.
Di akhir tahun ini, MCOR berencana menerbitkan 1,82 miliar saham baru atau setara 27,54% dari total saham ditempatkan dan disetor penuh. Dengan banderol harga Rp125 per saham, MCOR berharap bisa mendapatkan dana murah Rp228,41 miliar. Nah, setiap pemegang 100 saham MCOR berhak membeli 38 saham baru (100:38).
Dengan rasio seperti itu, pemegang saham lama MCOR tidak akan terdilusi terlalu besar. Lain halnya dengan rasio right issue MYRX yang ditetapkan sebesar 7:10. Artinya, setiap pemegang 7 saham MYRX berhak membeli 10 saham baru. Aksi ini membawa konsekuensi efek MYRX bakal terdilusi hingga 58,82%. Jelas, ini sangat merugikan para pemegang saham MYRX yang tidak mengambil haknya.
MYRX sendiri berencana menerbitkan 8,35 miliar saham baru dengan harga Rp550 per saham atau terdiskon 5,17% dari harga terakhir di bursa. Dari penjualan saham baru, emiten di bidang industri dan perdagangan ini berharap bisa mengantongi dana Rp4,6 triliun. Sebagian besar dana right issue tersebut akan dipakai untuk membeli 87,93% saham PT Mandiri Mega Jaya.
Lalu, bagaimana dengan saham baru PALM? Sayang, rencana penerbitan saham baru perusahaan agro ini masih gelap.