Jakarta -Pasca terjadinya aksi jual besar-besaran karena menanggapi negatif makin melemahnya nilai tukar Rupiah, kali ini laju IHSG dapat berbalik kembali menguat. Pelaku pasar memanfaatkan menghijaunya bursa saham AS setelah dirilis kenaikan building permits dan home prices index. Akan tetapi, kami melihat menghijaunya laju IHSG tersebut belumlah mengkonfirmasi penguatan yang kuat karena bila dilihat secara intraday perdagangan, laju IHSG masih cenderung mengalami pelemahan. Selain itu, yang lebih menarik ialah penguatan tersebut terjadi ketika laju Rupiah menjauhi level support yang seharusnya dapat terjaga. Laju bursa saham China dan sekitar; adanya nett buy asing; serta pembukaan pasar saham Eropa yang positif turut memberikan sentimen positif pada IHSG. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4272,43 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4220,05 (level terendahnya) di mid sesi 2 dan berakhir di level 4251,49. Volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Pada perdagangan Kamis (28/11) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4219-4238 dan resistance 4284-4296. Berpola menyerupai homing pigeon mendekati lower bollinger bands (LBB). MACD kembali menurun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic kembali mencoba bertahan dari downreversal. Laju IHSG meskipun masih dalam tren pelemahannya namun, dapat bertahan di kisaran target support (4215-4225). Diharapkan level 4219-4220 dapat menjaga ketahanan support agar IHSG tidak kembali mengalami pelemahan. Tetapi, tetap perlu mewaspadai adanya potensi pembalikan arah. (detik.com)