Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menanjak 34 poin menyusul aksi beli di saham-saham unggulan. Indeks kembali menembus level psikologis 4.700.
Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG naik 10,538 poin (0,22%) ke level 4.694,923 berkat aksi beli selektif investor. Indeks semakin mendekati level 4.700 lagi.
Pelaku pasar melakukan aksi beli selektif menjelang pengumuman pengumuman tingkat suku bunga acuan alias BI Rate oleh Bank Indonesia (BI). Aksi beli ini bisa membawa indeks sampai posisi tertingginya di 4.721,124.
Pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis (12/3/2014), IHSG menanjak 34,763 poin (0,74%) ke level 4.719,148. Sementara Indeks LQ45 melonjak 8,172 poin (1,04) ke level 793,084.
Selain menanti data ekonomi dalam negeri yang akan dirilis, pelaku pasar juga menunggu rilis data dari China. Sambil menunggu pelaku pasar melakukan aksi beli selektif.
Perdagangan siang hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 147.408 kali pada volume 3,043 miliar lembar saham senilai Rp 3,897 triliun. Sebanyak 163 saham naik, 96 saham turun, dan 73 saham stagnan.
Pergerakan bursa-bursa regional tidak banyak berubah sejak pagi tadi. Bursa saham Singapura masih terjebak di zona merah.
Berikut kondisi bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
- Indeks Komposit Shanghai melonjak 25,27 poin (1,26%) ke level 2.022,96.
- Indeks Hang Seng naik 97,84 poin (0,45%) ke level 21.999,79.
- Indeks Nikkei 225 menguat 48,81 poin (0,33%) ke level 14.879,20.
- Indeks Straits Times turun 9,82 poin (0,32%) ke level 3.087,61.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Gudang Garam (GGMR) naik Rp 1.300 ke Rp 48.325, Unilever (UNVR) naik Rp 1.275 ke Rp 30.275, Waran Bali Towerindo (Bali-W) naik Rp 769 ke Rp 770, dan Sarana Tunas (SUPR) naik Rp 475 ke Rp 8.000.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Astra Agro (AALI) turun Rp 1.050 ke Rp 26.400, Siloam (SILO) turun Rp 925 ke Rp 10.350, Indocement (INTP) turun Rp 275 ke Rp 21.925, dan Goodyear (GDYR) turun Rp 250 ke Rp 19.000. (detik.com)