Jakarta -Persis seperti yang kami tulis sebelumnya bahwa penutupan IHSG di hari kemarin secara teknikal kembali mengindikasikan adanya potensi kenaikan lanjutan namun, kondisi asing yang masih nett sell dan masih adanya sentimen yang ada kurang mendukung membuat kita tetap harus mewaspadai potensi downreversal.
Laju IHSG pun akhirnya tidak mampu bertahan di zona positif dan harus rela kembali ke zona merahnya. Hanya ada 2 sektor yang mengalami kenaikan, konsumer dan properti yang lebih banyak ditopang oleh saham-saham second liner a.l SCBD, MTLA, APLN, STTP, KDSI, dan lainnya. Masih adanya imbas perlambatan di bursa saham Asia karena data China dan kini data Australia serta kembali melemahnya nilai tukar Rupiah memberikan dampak negatif pada potensi penguatan lanjutan IHSG.
Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4698.175 (level tertingginya) di pertengahan sesi 2 dan menyentuh level 4669,21 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan berakhir di level 4684,39. Volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Pada perdagangan Kamis (13/3) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4650-4675 dan resisten 4696-4701. Meeting lines di bawah upper bollinger band (UBB). MACD cenderung mendatar dengan histogram positif yang menurun. RSI, Stochastic, dan William's %R masih cenderung flat. IHSG bertahan di kisaran target support (4651-4689) dan gagal keluar dari target tersebut sehingga kurang memberikan peluang positif. Jika rilis BI rate dan data-data Asia nantinya tidak direspon positif maka membuat kita akan tetap harus mewaspadai potensi downreversal lanjutan.(detik.com)