Jakarta -Uang asing yang masuk ke dalam negeri atau capital inflow deras masuk ke sektor keuangan dan membuat dolar meninggalkan Rp 12.000. Dana ini merupakan hot money atau uang panas yang rentan kabur dan membuat rupiah kembali jatuh.
Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pergelaran pemilu yang akan berlangsung tahun ini jadi pertaruhan buat rupiah. Bila pemilu ricuh, uang panas ini bisa kabur dan rupiah kembali goyang.
"Ya kalau pemilunya aman-aman saja, ya malah bagus kan (buat rupiah). Malah memberikan kepercayaan yang lebih bagi investor," ungkap Bambang di kantornya, Jakarta, Jumat (14/3/2014)
Menurutnya, kemungkinan terjadinya penarikan dana asing secara tiba-tiba atau sudden reversal memang selalu ada. Untuk itu yang dipersiapkan sekarang adalah fundamental ekonomi. Agar gejolak ekonomi selalu bisa meredam ketakutan investor.
"Sudden reversal itu akan selalu, risikonya akan selalu ada kapan pun, begitu. Mau kita pemilu, nggak pemilu ya. Jadi itu lebih kepada bagaimana kita jaga fundamental makro lah," jelasnya.
Bambang menuturkan, derasnya uang asing yang masuk di awal tahun merupakan dampak dari sentimen positif investor terhadap ekonomi Indonesia. Di mana ada keberhasilan dalam penjagaan inflasi dan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).
Pada Februari 2014, dana asing alias hot money yang masuk mencapai US$ 2,3 miliar. Ini terdiri dari US$ 1,4 miliar dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN), US$ 656 juta di pasar saham, dan US$ 241 juta pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
"Ya begitulah capital inflow kalau sentimen positif. Jadi selama kita bisa menjaga sentimen itu, dengan kinerja makro ekonomi yang bagus, ya pola capital inflow-nya ya seperti itu," ujar Bambang.
"Sudden reversal bisa terjadi kapan pun, untuk negara mana pun. Sekarang tinggal kekuatan kita untuk menangkal itu. Kan sudah berkali-kali saya bilang, kita punya BSF (Bond Stabilization Fund), kita punya currency agreement dengan negara lain. Itu bagian dari kita memperkuat," tutupnya. (detik.com)