New York -Pasar saham Wall Street jatuh cukup dalam gara-gara ketegangan di Ukraina yang kembali memanas. Melambatnya ekonomi China juga membuat Dow Jones dan S&P 500 alami koreksi terparah dalam satu bulan terakhir.
Aksi jual langsung marak setelah Rusia melakukan latihan militer di perbatasan Ukraina. Meski diminta Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) untuk tarik pasukan, Rusia tetap bersikeras untuk bertahan.
Dalam pidatonya yang penuh emosi, Kanselir Jerman Angela Merkel warned meminta Rusia untuk mundur karena jika tidak akan terjadi 'bencana' yang membahayakan banyak orang.
"Berita-berita dari Ukraina pasti akan jadi katalis di perdagangan berikutnya, masih banyak fakta yang belum terungkap," kata Paul Mendelsohn, kepala strategi investasi dari Windham Financial Services di Charlotte, Vermont, dikutip Reuters, Jumat (14/3/2014).
"Militer tidak akan pernah bisa jadi solusi. Selain itu, semalam data-data ekonomi China yang diumumkan juga tidak bagus," ujarnya.
Sudah dua bulan pertama tahun ini ekonomi China melambat. Data investasi asing, ritel, perdagangan, dan manufaktur China sudah melambat ke titik terendah dalam tahun-tahun sebelumnya.
Pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat, Indeks Dow Jones jatuh 231,19 poin (1,41%) ke level 16.108,89, Indeks S&P 500 anjlok 21,86 poin (1,17%) ke level 1.846,34 dan Indeks Komposit Nasdaq terjun 62,912 poin (1,46%) ke level 4.260,42. (detik.com)