korea by dewanti

Tuesday, April 22, 2014

BTPN Bukukan Laba Bersih Rp 493 Miliar pada Triwulan I-2014

Jakarta -PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) membukukan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp 493 miliar pada triwulan I-2014. Laba tersebut naik 8% dibandingkan laba bersih selama triwulan IV-2013.
BTPN mencatat pertumbuhan kredit tahunan sebesar 14%, dari Rp 41 triliun pada 31 Maret 2013 menjadi Rp 47 triliun pada 31 Maret 2014. Pencapaian ini sejalan dengan ekspektasi regulator yang menargetkan peningkatan kredit di kisaran 15% demi pertumbuhan ekonomi yang lebih sehat dan seimbang.
Sementara tingkat rasio kredit bermasalah (NPL) cukup rendah. NPL gross pada akhir Maret 2014 tercatat 0,7%, tidak berbeda dari posisi akhir Maret 2013.
"Dampak dinamika perekonomian yang terjadi sejak semester II-2013 masih berlanjut hingga kini. Kami tentu bersyukur tetap bisa tumbuh di tengah situasi perekonomian yang penuh tantangan," kata Direktur Utama BTPN Jerry Ng dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (22/4/2014).
Kondisi perekonomian nasional masih dibayang-bayangi oleh inflasi tinggi serta kenaikan suku bunga simpanan dan pemulihan ekonomi global. Situasi tersebut mendorong perbankan melakukan sejumlah penyesuaian, termasuk memperlambat laju pertumbuhan kredit. Sejalan dengan langkah untuk memperlambat laju kredit, BTPN menyeimbangkan porsi pendanaan dengan memperhatikan kecukupan likuiditas.
Per 31 Maret 2014, Dana Pihak Ketiga (DPK) BTPN tercatat Rp 49,3 triliun, tumbuh 6% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 46,6 triliun.
"Dengan strategi ini, loan to deposit ratio (LDR) terjaga di level 95%. Apabila memperhitungkan pendanaan dari obligasi, rasio likuiditas kami mencapai 84%, sangat kuat dan sehat," papar Jerry.
Pertumbuhan yang cukup moderat di sisi kredit dan DPK mendorong peningkatan aset BTPN sebesar 8% (year-on-year) dari Rp 62,6 triliun menjadi Rp 67,3 triliun pada 31 Maret 2014.
Adapun rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 24%, jauh di atas ambang batas ideal yang ditentukan regulator.
"Dengan CAR yang kuat, dan utamanya dengan bergabungnya Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) menjadi salah satu pemegang saham pengendali, kami yakin akan semakin memperkuat bisnis dan pertumbuhan BTPN ke depan," sebut Jerry.
Pada 14 Maret 2014 lalu, SMBC telah menyelesaikan proses pembelian saham BTPN. Kini, BTPN memiliki dua pemegang saham pengendali yaitu TPG Nusantara S.a.r.l (25,88%) dan SMBC (40%).
Lebih lanjut Jerry mengungkapkan, di tengah dinamika ekonomi yang cukup menantang, BTPN tetap konsisten melanjutkan investasi dan ekspansi, antara lain dengan mengakusisi Bank Sahabat Purba Danarta, memperluas jaringan distribusi, dan terus mengembangkan unit usaha syariah yang berfokus melayani masyarakat pra-sejahtera produktif.
"Bisnis model syariah yang kami kembangkan sangat padat karya. Saat ini unit usaha syariah BTPN memiliki 8.275 karyawan, dan selama triwulan I-2014 kredit yang disalurkan kepada para nasabah pra-sejahtera produktif mencapai Rp 1,6 triliun, atau tumbuh 161% dibandingkan triwulan I-2013," kata Jerry.
BTPN tercatat memiliki total jaringan kantor lebih dari 1.200 dan total jumlah karyawan mencapai lebih dari 23.000. (detik.com)