korea by dewanti

Monday, May 26, 2014

Siapapun Presidennya, Saham Konstruksi Diuntungkan

INILAHCOM, Jakarta – Dalam sepekan ke depan, arah IHSG diprediksi kembali menguji level psikologis 5.000. Pemodal disarankan memilih salah satu saham konstruksi.
Pengamat pasar modal Sem Susilo mengatakan, penguatan tipis IHSG Jumat (23/5/2014) menunjukkan sentimen politik sudah mulai normal. "Pada saat Golkar mengalihkan dukungan ke Prabowo Hatta, Senin (19/5/2014), IHSG anjlok menembus ke bawah 4.900 setelah menyentuh 5.091," katanya kepada INILAHCOM, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Sebenarnya,menurut Sem, hal itu tak perlu berlebihan. "Akan tetapi, perlu diakui market memang biasa terlalu sensitif.Pada Pilpres tidak masalah. Sebab, secara rasional, rakyat akan memilih figur bukan sekumpulan partai," ujarnya.
"Memang pasar lebih pro-Jokowi terus terang, enggak tahu kenapa. Tapi, kalaupun Prabowo menang, market juga sebenarnya akan baik-baik saja. Sebab, semuanya butuh pasar. Kalau Prabowo menang, ya sudah, tidak apa-apa. Kalaupun indeks terkoreksi, paling-paling sebentar setelah itu bangkit lagi," papar dia.
Soal pasar yang menganggap, Prabowo anti pasar, menurut Sem hal itu merupakan salah omong saja. "Saat itu, Prabowo belum sadar dia akan jadi calon presiden. Sekarang, Prabowo hati-hati bicara. Enggak masalah. Masalah politik, kita anggap selesai," tuturnya.
Sekarang,menurut Sem, IHSG cenderung bergerak korelatif dengan intermarket hingga jelang Pilpres 9 Juli 2014. Intermarket adalah komponen-komponen pasar global yang berkorelasi dengan pasar seperti indeks, futures, komoditas, bunga obligasi dan dolar AS. "Jumat (23/5/2014), intermarket memang cukup baik tapi kurang kuat," ucapnya.
Kedua, kenaikan IHSG ragu- ragu, karena pertama, Jumat pekan lalu rupiah masih melemah. Lalu, hari Jumat (23/5/2014)merupakan momentum jelang akhir pekan. Ketiga, dalam sepekan ke depan, terdapat dua hari kejepit.
"Kondisi-kondisi itu membuat market cukup sepi. Secara prinsip, IHSG masih cukup aman. Pasar baru kembali ramai, kalau mendapat dukungan yang kuat dari intermarket," kata dia.
Dalam sepekan ke depan, Sem melihat kemungkinan IHSG akan kembali menguji 5.000 dengan support yang sangat kuat di 4.800 dan support sedang di 4.900. "Kecenderungan, laju indeks ke atas terutama jika indeks mendapat support dari intermarket dengan volume transaksi yang besar karena sepekan ke depan ada dua hari kejepit," papar dia.
Dari sentimen domestik, dia menegaskan, hampir tak ada masalah. Masalah politik sudah selesai. Tinggal nanti, memasuki Pilpres Juli.
Untuk saham-saham pilihan: kalau rupiah menguat, perhatikan saham-saham konstruksi BUMN. Sebab, siapapun presidennya, saham konstruksi tetap menarik seperti PT Wijaya Karya (WIKA), PT Adhi Karya (ADHI), PT Pembangunan Perumahan (PTPP), PT Waskita Karya (WSKT) dan PT Wijaya Karya Beton (WTON).
Dari lima saham tersebut, disarankan pilih salah satu supaya lebih fokus. Secara fundamental pun mirip. "Misalnya, WIKA yang tutup di Rp2.375, prospeknya sangat bagus. Memang saham ini, Jumat (23/5/2014) alami koreksi tapi volume transaksinya kecil sehingga tidak bisa mengofirmasi penurunan," tandas dia.
Strategi saham WIKA sepekan ke depan, kalau rupiah menguat, langsung beli di harga penutupan Jumat (23/5/2014). Jika rupiah kurang kuat, tunggu di dekat Rp2.300. "Target harga dalam sepekan ke depan di Rp2.500-2.600. Sebab, siapapun presidennya, Indonesia akan terus membangun," imbuhnya.