Jakarta - IHSG akhir pekan lalu kembali melanjutkan penguatan dalam rentang moderat 33,234 poin (0,74%) di 4519,912. Ini merupakan penguatan selama empat sesi perdagangan berturut-turut. Selama sepekan IHSG berhasil menguat 2,97%. Sepekan terakhir pergerakan indeks lebih banyak dipicu faktor eksternal. Ancaman default AS ataupun sebaliknya, optimisme tercapainya kesepakatan kenaikan pagu utang, menjelang batas akhir 17 Oktober telah mendominasi sentimen pasar sepekan terakhir, membuat indeks saham bergerak fluktuatif namun berhasil menguat.
Sedangkan dari dalam negeri, penguatan IHSG ditopang keputusan Bank Indonesia (BI) yang menahan tingkat bunga acuannya di 7,25%. Memasuki perdagangan pekan ini, setelah libur panjang, perhatian pasar diperkirakan masih akan didominasi isu kesepakatan kenaikan pagu utang AS antara Kongres dengan Gedung Putih. Isu tersebut akan dibayangi oleh sentimen perekonomian kawasan terutama China dan antisipasi rilis laba 3Q13 emiten menjelang akhir Oktober.
Sementara tadi malam indeks DJIA dan S&P setelah menguat selama tiga sesi perdagangan terakhir, ditutup terkoreksi masing-masing 0,87% dan 0,71% di 15168,01 dan 1698,06. Koreksi Wall Street dipicu kekhawatiran tidak tercapainya kesepakatan kenaikan pagu utang AS dalam waktu dekat. Fitch Rating juga mengingatkan peringkat utang AS kemungkinan akan diturunkan.
Perkembangan pasar global yang kurang kondusif membuat pergerakan IHSG akan bervariasi dengan support di 4480 dan resisten di 4550. Aksi ambil untung jangka pendek akan mewarnai perdagangan membuat peluang penguatan terbatas. (detik.com)