korea by dewanti

Monday, January 6, 2014

Bursa Asia Masih Dalam Tekanan

INILAH.COM, Hong Kong - Bursa saham Asia pada perdagangan Senin (6/1/2014) mengalami tekanan. Investor masih merespon pernyataan pejabat Fed pada akhir pekan lalu.
Indeks Nikkei turun 2,3%, indeks Hang Seng turun 0,3%, indeks ASX turun 0,4%, indeks Shanghai turun 1,8%, indeks Kospi menguat 0,3%. Demikian mengutip cnbc.com.
Gubernur Fed, Ben Bernanke pada akhir pekan lalu menegaskan lagi komitmennya untuk menjaga suku bunga rendah. Sementara Presiden Fed Philadelphia, Charles Plosser Presiden menegaskan sudah saatnya Fed meninggalkan suku bunga rendah.
Petunjuk kebijakan Fed akan terungkap dalam akhir pekan ini. Apalagi Fed mulai mengurangi stimulus moneter US$10 miliar dari US$85 miliar per bulan. Kabar dari Fed ini akan melengkapi data laporan pekerjaan bulan Desember 2013.
"Pekan ini bank sentral berpotensi mengirim risiko ke pasar. Dengan demikian investor mungkin akan membatasi investasi di pasar modal," kata Chris Weston, kepala strategi pasar di IG.
Indeks Shanghai turun ke level terendah sejak Agustus 2013 sehingga memperpanjang penurunan di empat sesi. Pemicunya karena data aktivitas sektor jasa bulan Desember 2013 melemah ke level terendah dalam dua tahun terakhir.
Sektor komoditas tertekan dengan kebijakan pembatasan sektor tambang. Saham batau Steel jatuh lebih dari 3 persen dan saham Juangxi Copper kehilangan 2 persen.
Indeks ASX mengalami penurunan terendah dalam tiga pekan terakhir. Harga komoditas memberikan tekanan sehingga investor barhati-hati dengan penurunan harga komoditas. Saham Karoon Gas turun 5 persen, saham Fortescue Metals berkurang 2 persen.
Sementara indeks Kospi mengungguli bursa lainnya di Asia setelah rebound dari pelemahan hari Jumat lalu. Indeks tertekan ke level terendah selama empat bulan terakhir karena liburan dan penurunan yen.
Pelemahan juga terjadi pada bursa Thailang yang terpangkas 1 persen karena gejolak politik. Unutk IHSG juta tertekan 1,2% setelah Menkeu menegaskan ekonomi mengalami kontraksi 1,4%-2 persen.