Jakarta -Pada akhir pekan lalu (03/01) IHSG mengalami koreksi yang cukup dalam seiring melemahnya bursa regional Asia. IHSG melemah sebesar 1.60% pada level 4.257,66 atau turun 69.60 poin. Pelemahan terjadi karena investor melakukan aksi profit taking pasca kenaikan IHSG selama 4 hari berturut-turut serta melemahnya data Non manufacturing PMI China dari 56 menjadi 54.6 turut menekan IHSG. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 135 miliar. Semua sektor mengalami pelemahan, sektor Agrikulture memimpin pelemahan sebesar 2.88%.
Sementara itu bursa Wall Street pada akhir pekan lalu ditutup mixed, di mana Indeks Dow Jones naik 0.17% ke 16,469.99, sedangkan Indeks S&P turun tipis 0,03% menjadi 1,831.37 dan indeks Nasdaq juga mengalami penurunan sebesar 0,27% ke level 4,131.91. Volume perdagangan pada akhir pekan kemarin lebih rendah dari hari biasanya karena sebagian pelaku pasar masih libur yang menyebabkan pergerakan bursa AS masih terbatas. Pidato Gubernur The Fed Ben Bernanke dalam Konferensi the American Economics Association yang mengatakan bahwa The Fed akan masih mengawal program stimulus walaupun sudah ada rencana untuk mengurangi jumlah stimulusnya karena dinilai bahwa ekonomi AS belum sepenuhnya pulih.
Hari ini kami perkirakan IHSG masih akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah. Efektifnya perubahan satuan lot saham, perubahan fraksi harga saham serta batas Auto rejections sedikit banyak akan berdampak kepada transaksi para investor pada hari ini. Selain itu, para investor juga akan menunggu rilisnya data penjualan kendaraan Jepang serta data indeks jasa China. Secara teknikal, Indikator MACD bergerak mendatar dengan histogram negatif, indikator stochastic mendatar di area overbought. Kami perkirakan IHSG bergerak pada kisaran support di level 4.225 dan resistance di level 4.290. (detik.com)