Jakarta -Laju IHSG menutup pekan kemarin dengan pelemahan setelah latah terimbas penurunan sejumlah laju bursa saham global yang mengalami profit taking setelah bergerak reli menuju window dressing jelang akhir tahun. IHSG yang tidak mengalami window dressing dan baru mengalami reli 4 hari terakhir pun harus takluk dengan imbas penurunan tersebut. Apalagi, positifnya rilis data ketenagakerjaan AS tidak mampu menahan pelemahan bursa saham AS dan laju bursa saham regional masih mengalami pelemahan setelah dirilisnya data manufaktur China yang kurang baik. Kembali menguatnya laju Rupiah dirasa belum mampu menahan aksi jual tersebut. Apalagi ternyata ada gap di 4274-4287 membuat profit taking kian deras pasca pasca IHSG menyentuh level 4300an. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4298,23 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4247,99 (level terendahnya) di pertengahan sesi 2 dan berakhir di level 4257,66. Volume perdagangan turun dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett sell dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Pada perdagangan Senin (6/1) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4232-4250 dan resistance 4278-4300. Berpola menyerupai evening star menjauhi upper bollinger bands (UBB). MACD uptrend terbatas dengan histogram positif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic kembali downreversal. IHSG meskipun sempat melewati kisaran target support (4277-4300) namun, kembali ditutup di bawah kisaran target tersebut. Pelemahan lanjutan dimungkinkan jika aksi profit taking berlanjut namun, diharapkan dengan telah tertutupnya gap 4274-4287 dan rebound-nya bursa saham global dapat berimbas positif pada IHSG. (detik.com)