korea by dewanti

Monday, October 28, 2013

Minim Katalis, Rupiah Melandai

INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (28/10/2013) ditutup melemah 38 poin (0,34%) ke posisi 10.048/10.058 dari posisi akhir pekan lalu 10.010/10.020.
Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, pelemahan rupiah awal pekan ini dipicu oleh aksi profit taking. Salah satunya, seiring dengan rencana pengetatan fiskal oleh pemerintah.
Menurut Christian, APBN Indonesia kemungkinan diperketat. Artinya, akan ada beberapa pemangkasan belanja pemerintah. "Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah sempat mencapai level terlemahnya 11.100 dari posisi terkuatnya 10.970 per dolar AS dan pembukaan di level terkuatnya itu terhadap dolar AS," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (28/10/2013).
Yang menjadi kekhawatiran pasar, lanjut Christian, adalah bagaimana kemampuan pemerintah untuk mendongkrak rencana-rencana infrastruktur yang bisa menopang tingkat belanja konsumen dan sektor produktif yang lainnya. "Pasar khawatir, anggaran untuk infrastruktur juga dipangkas," ujarnya.
Pasar juga profit taking, kata dia, sambil menunggu petunjuk tentang arah ekonomi Indonesia lebih lanjut. Apalagi, hari ini masih minim data ekonomi.
Selain itu, para investor masih menunggu laporan inflasi dan defisit neraca lancar (current account) Indonesia. Jika sesuai ekspektasi, rupiah kemungkinan baru akan melanjutkan penguatan.
Sebab, pekan lalu penguatan rupiah mencapai lebih dari 2% dan mencapai level tertinggi 8 pekan sehingga memicu aksi ambil untung.
Alhasil, rupiah melemah meski dolar AS juga melemah tipis terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa).
Indeks dolar AS melemah tipis ke 79,24 dari sebelumnya 79,25. "Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan melemah ke US$1,3808 dari sebelumnya US$1,3802 per euro," imbuh Christian.