INILAH.COM, Jakarta Kondisi IHSG dinilai membuat pasar pusing seiring aksi ambil untung yang dilakukan investor asing. Padahal, tak ada sinyal negatif yang muncul di pasar.
Pada perdagangan Senin (28/10/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 9,69 poin (0,21%) ke posisi 4.590,538. Intraday terendah 4.573,395 dan tertinggi 4.611,264.
Satrio Utomo, kepala riset PT Universal Broker Indonesia mengaku pusing dengan kondisi pasar saat ini. "Asingnya juga pusing. Mungkin, investor asing dalam posisi trading. Mereka melihat Dow Jones Industrial Average (DJIA) sudah ketinggian, terus mereka lebih cenderung untuk profit taking," kata dia di Jakarta, Senin (28/10/2013).
Padahal, kata dia, semua sinyal terlihat bagus. "Hang Seng Index (HSI) juga masih bisa ditutup di atas resisten pertama, 22.750, menghilangkan kemungkinan munculnya double top," ujarnya.
Profit taking yang dilakukan oleh pemodal asing ini, kata Satrio, membuat pergerakan jangka pendek IHSG, terlihat masih dalam trend yang flat. "Kisarannya belum kelihatan, bisa jadi 4.550-4.650. Tapi bisa juga berbentuk wedge," papar dia. "Tapi intinya, market sedang flat."
Menurut dia, jika pasar sedang mendatar, rekomendasi standarnya adalah: jual saham yang sedang naik dan beli saham yang sedang turun. "Hari ini saya hanya rebalancing. Tapi, posisi tetap di sekitar 50% dan malah naik jadi 70% sepertinya," kata Satrio.
Lebih jauh dia menjelaskan, hari ini IHSG telah menciptakan level tertinggi bulanan baru di level 4.611, sebelum bergerak turun. "Kalau DJIA nanti malam naik, dan IHSG menciptakan new high di atas 4.611 tapi ternyata ditutup di bawah 4.611, berarti di situ saya akan jualan. Tapi, untuk hari ini, saya hanya bisa menahan posisi. Sebab, tidak ada signal negatif yang muncul." Imbuhnya.