INILAH.COM, Jakarta Dalam sepekan terakhir, IHSG menguat 0,75% seiring ekspektasi dipertahankannya stimulus The Fed dan kinerja emiten domestik yang sesuai ekspektasi.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepakan terakhir mengalami kenaikan 0,75% atau 34,27 poin dari pekan sebelumnya menjadi 4.580,84. Posisi tertinggi, sempat berada di level 4.609,11 dan terendah 4.499,69.
Kepala Riset PT Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, terlihat IHSG sedang mempertahankan tren kenaikan jangka pendek dan menengahnya. Akan tetapi, laju IHSG dalam dua pekan terakhir hanya mengalami kenaikan tipis kurang dari sekitar 1%.
Menurut Reza, variatifnya sentimen yang ada dan mulai adanya tekanan-tekanan aksi ambil untung menimbulkan hambatan bagi IHSG untuk naik.
"Jika aksi ini terus berlanjut di pekan depan maka tren kenaikan yang sedang dipertahankan tersebut akan terganggu dan bisa merubah arah jika level bawah dari tren tersebut tidak mampu ditahan," kata Reza kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (27/10/2013).
Banyak beredarnya pemberitaan bahwa The Fed akan mempertahankan program stimulusnya untuk menopang pertumbuhan ekonomi AS hingga awal tahun depan, di nilai Reza, memberikan sentimen positif dan dimanfaatkan pemodal saham untuk bertahan di pasar.
Padahal saat itu, asing masih tercatat net sell dan nilai tukar rupiah kembali melemah.
"Setelah sempat terpeleset, laju IHSG kembali bergerak naik didukung dengan terapresiasinya nilai tukar rupiah dan kembalinya asing melakukan net buy," ujar Reza.
Di sisi lain, kata Reza, adanya rilis kinerja beberapa emiten properti dan perbankan yang dinilai sesuai dengan ekspektasi memberikan sentimen positif tersendiri meskipun rilis dari beberapa emiten global beberapa hari terakhir berada di bawah estimasi.