INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (27/11/2013) diprediksi melemah. Positifnya data perumahan AS dan kesepakatan nuklir Iran jadi pemicunya.
Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, laju rupiah Rabu ini sulit membendung pelemahannya. Sebab, sentimen pasar belum berubah, setidaknya hingga rilis data penting di dalam negeri pada 2 Desember 2013 seperti laporan neraca perdagangan terbaru, pertumbuhan ekspor-impor dan inflasi.
Apalagi, kata dia, semalam dilaporkan data building permits AS yang positif melampaui perkiraan menjadi 1,03 juta unit dari prediksi 0,94 juta unit. Angka tersebut juga lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya di level 0,97 juta unit. "Karena itu, pelemahan rupiah tak terbendung dalam kisaran 11.850 dan kalaupun menguat akan terbatas di level 11.735 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.
Begitu juga dengan indeks harga rumah AS pada 20 kota metropolitan yang sudah diprediksi tumbuh 13% dari publikasi sebelumnya 12,8%. "Meskipun, sebelumnya data pending home sales AS menunjukkan pelambatan," ujarnya.
Tapi, Christian menggarisbawahi, setelah dirilis data building permits AS semalam, pelambatan pending homes sales tersebut tidak terkonfirmasi. "Apalagi, jika data sektor perumahan AS yang lain menunjukkan data positif bersamaan dengan indikator tenaga kerja lainnya yang akan dirilis Rabu ini," papar dia.
Menurut Christian, sektor perumahan menjadi salah satu pilar utama pemulihan ekonomi AS. Karena itu, jika data sektor perumahan AS tidak menunjukkan pelambatan, besar peluang skenario tapering The Fed lebih awal. "Sebab, khususnya jika The Fed lebih yakin bahwa sektor perumahan AS terus membaik," timpal dia.
Nanti malam juga akan dirilis data housing start yang juga sudah diprediksi membaik.
Selain faktor AS, rupiah juga mendapat tekanan negatif seiring penurunan harga komoditas. "Hal ini juga menjadi tekanan negatif untuk defisit karena dengan penurunan harga komoditas yang bersamaan dengan lemahnya permintaan ekspor komoditas, menyebabkan kondisi defisit perdagangan sulit membaik," tuturnya.
Dia menjelaskan, penurunan harga komoditas turut dipicu oleh kesepakatan nuklir antara Iran dengan Barat yang diekspektasikan akan menambah pasokan minyak ke pasar global.
"Akibatnya, harga komoditas mendapat tekanan negatif yang biasanya diikuti dengan pelemahan komoditas mineral lainnya. Meskipun sebenarnya, suplai cenderung tetap tapi permintaan cenderung turun," imbuhnya.
Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (26/11/2013) ditutup melemah 15 poin (0,12%) ke posisi 11.755/11.770 dari sehari sebelumnya di 11.740/11.755.
Sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terlemahnya 11.790 setelah mencapai level terkuatnya 11.725 dari posisi pembuakan di level terkuatnya itu terhadap dolar AS.