Jakarta -Bank Indonesia (BI) dan Bank of Japan resmi menandatangani Bilateral Swap Arrangement (BSA).
Kesepakatan tersebut memperkuat modalitas BSA yang berlaku saat ini melalui peningkatan nilai swap menjadi sebesar US$22,76 miliar atau hampir dua kali lipat dari nilai sebelumnya sebesar US$ 12 miliar.
Kesepakatan ini juga menyediakan skema pencegahan krisis untuk mendukung kebutuhan likuiditas potensial dan/atau aktual.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengungkapkan BSA ini amat positif bagi ekonomi Indonesia.
"Ini merupakan langkah BI dalam menghadapi ketidakpastian ke depan. BSA ini juga menunjukkan komitmen dua negara yakni Jepang dan Indonesia untuk selalu bekerjasama dalam memelihara kestabilan ekonomi kedua negara dan regional," kata Agus Marto, Jumat (13/12/2013).
Otoritas Jepang dan Indonesia berpandangan bahwa penguatan kerjasama keuangan bilateral ini akan berkontribusi pada stabilitas pasar keuangan dan mendorong pertumbuhan kerjasama kedua negara di bidang ekonomi dan perdagangan.
Direktur Eksekutif Departemen Hubungan Masyarakat BI, Difi Johansyah mengatakan skema BSA saat ini mengandung elemen antisipasi krisis.
"Jadi bisa digunakan untuk memperkuat likuiditas untuk mencegah krisis dan lebih fleksibel," kata Difi. (detik.com)