Jakarta -Tekanan jual kembali berlanjut kemarin membuat IHSG terkoreksi 54,854 poin (1,3%) ditutup di 4202,809. Aksi jual terutama melanda saham pertambangan, perkebunan dan perbankan. Koreksi ini terjadi di tengah minimnya insentif positif dan diterapkannya peraturan perdagangan baru dengan fraksi harga yang baru. Dari eksternal, pasar saham Asia yang umumnya ditutup di teritori negatif turut berimbas ke perdagangan saham kemarin.
Ini dipicu data aktivitas sektor jasa China Desember yang mengalami penurunan. Indeks China Non-Manufacturing turun ke 54,6 dari bulan sebelumnya 56. Ini merupakan angka terendah sejak Agustus 2011. Harga komoditas ikut melemah merespon hal tersebut membuat tekanan atas saham tambang dan perkebunan.
Sedangkan dari sentimen domestik, pernyataan Menteri Keuangan yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi 4Q13 melambat hanya berkisar 1,4%-2% (qoq) turut menekan IHSG. Nilai transaksi di Pasar Reguler kemarin hanya mencapai Rp.2,68 triliun dengan asing mencatatkan nilai penjualan bersih Rp.188 miliar.
Sementara Wall Street tadi malam ditutup di teritori negatif merespon data ekonomi yang keluar seperti indeks sektor jasa AS Desember turun ke 53 dari bulan sebelumnya 53,9 dan dibawah ekspektasi 54,6. Indeks DJIA dan S&P masing-masing melemah 0,27% dan 0,25% ditutup di 16425,10 dan 1826,77.
Melanjutkan perdagangan hari ini, pergerakan IHSG masih berpeluang terkoreksi menyusul minimnya insentif positif. IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 4160 dan resisten di 4250. (detik.com)